Review Arificial Intelligence pada Film "The Theory of Everything (2014)"
The Theory of Everything ini adalah sebuah
film yang dirilis pada tahun 2014 yang menceritakan mengenai perjalan hidup
Stephen Hawking. Film ini dibintangi oleh Eddie Redmayne sebagai actor
utamanya.
Film ini mempunyai latar waktu pada tahun
1963, dimana ada seorang mahasiswa dengan jurusan astofisika dari Universitas
Cambridge. Orang itu adalah Stephen Hawking (Eddie Redmayne) yang mengawali
sebuah hubungan dengan seorang mahasiswi jurusan sastra, yaitu Jane Wide
(Felicity Jones).
Di sisi lain, Stephen (Eddie Redmayne)
mempunyai penyakit motor neutron yang mengakibatkan dirinya lumpuh secara
perlahan setelah terjatuh dan kepalanya terbentur ke tanah. Hal itu terlihat
pada beberapa adegan ketika tangan Stephen (Eddie Redmayne) sedang melakukan
kegiatan seperti menulis di papan, menulis di kertas, memegang kertas, dan
lainnya.
Diperlihatkan juga didalam filmnya, dari
awal tokohnya sakit, semua gesture yang dilakukannya mengarah pada perubahan
kesehatan yang memburuk. Misalnya, ketika sedang menulis kita diperlihatkan
bagaimana tangannya bergetar dan
terkesan ringkih. Hal yang menarik adalah gestur-gestur mengenai kesehatan yang
terus menurun itu muncul satu persatu.
Pada film ini ada potongan adengan yang
memperlihatkan 5 fase kondisi tubuh Stephen Hawking sendiri. Pertama adalah
ketika dirinya masih sehat, fase kedua adalah ketika sakit pertama kali dan
menggunakan 1 tongkat, fase ketiga adalah ketika menggunakan dua tongkat, fase
keempat adalah ketika sudah memakai kursi roda, dan fase kelima adalah ketika
Stephen menggunakan mesin untuk berbicara dan Stephen sudah sulit untuk
menggerakan wajah dan berekspresi sedara maksimal. Stephen (Eddie Redmayne)
hanya punya mata, kemampuan unutk menggerakan otot dahi, dan sedikit ekspresi
pada bagian mulut.
Hal menarik lainnya adalah kursi kehidupan
milik Stephen Hawking. Walaupun sudah dalam keadaan dengan kesehatan yang
memburuk, Stephen Hawking terus berkarya dengan bantuan perangkat teknilogi
bernama “kursi kehidupan”. Alat itu berupa kursi roda yang terintegrasi dengan
komputer dan perangkat canggih lain untk membantunya bergerak dan
berkomunikasi.
Kursi yang digunakan merukan teknilogi
milik The Assistive Context-Aware Toolkit (ACAT) yang sengaja dibuat untuk
penderita ASL (Amyotropic Lateral Sclerosis) seperti Hawking. Dapat dilihat
pada film ada sebuah layar komputer pada
kursi tersebut yang terdapat keyboard dan sebuah sensor. Selain itu, kursi
tersebut dilengkapi dengan sistem sensor infra merah dan webcam. Kedua alat
tersebut dipasang utnuk mendeteksi gerakan wajah. Stephen Hawking menggunakan
sistem yang ia sebut dengan EZ Keys.
Cara kerjanya sederhana, Stephen tidak
perlu memilih satu persatu karakter, karena di dalam sistem komputer di
kursinya itu sudah terporogram banyak kosakata.
Ada beberapa kecanggihan teknologi pada
kursi roda yang digunakan oleh Stephen Hawking yang dilansir oleh Prawira
(2018).
1. Kursi roda milik Stephen Hawking mempunyai
program komputer Equalizer, yaitu sebuah program yang membantu Hawking untuk
berkomunikasi setelah benar-benar tidak dapat berbicara. Pada tahun 1986. CEO
dari perusahaan bernama Words Plus menawarkan programkomputer bernama
“Equalizer”. Pada zaman itu, komputer ini cukup canggih karena dapat membantu
Hawking untuk memilih kata dari 2500-300 bank kata dengan single click. Jadi,
orang-orang dapat membaca apa yang ditulis Hawking lewat layar komputer.
2. Setelah lancar menggunakan Equalizer,
seorang ahli komputer bernama David membuat komputer kecil yang dapat terpasang
pada kursi roda Stephen Hawking pada tahun 1987.
3. Setelah dapat diterjemahkan dalam bentuk
tulisan lewat equalizer, ada teknologi speech synthesizer yang membantu
Stephen berbicara dalam suara buatan. Teknologi ini mengubah input tulisan
Hawking menjadi suara.
4. 1997, Stephen memulai kerja sama seumur
hidupnya dengan Intel Corporation. Tiap dua tahun sekali, program dan hardware
kursi rodanya di update oleh perusahaan teknologi tersebut.
5. Pada tahun 2005, Stephen mulai kehilangan
kemampuan menggerakan tangan dan jarinya. Akhirnya dikembangkan sistem komputer
yang bisa dikendalikan hanya lewat otot pipinya. Intel mengembangkan sensor
infra merah khusus untuk mendeteksi gerakan pipi Hawking.
Comments
Post a Comment